Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Resensi Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Pada resensi novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin saya akan memaparkan kelebihan dan kekurangan novel ini berdasarkan sudut pandang saya.

Kebetulan saya mendapatkan novel ini saat menjalani program literasi di sekolah saya pada saat kelas 11 (2015). Pada awalnya saya tidak ada niatan untuk membaca buku ini. Namun saat sudah mulai membaca buku ini terdapat beberapa hal yang menarik.

Semoga dengan membaca resensi novel yang saya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi kalian semua. Mari kita mulai saja...

Resensi Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin



Judul: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Penulis: Tere Liye
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Isi: 256 halaman
ISBN: 978 - 602 - 03 - 3160 - 7

Sinopsis:

Buku karangan Tere Liye ini mengisahkan tentang kehidupan seorang anak perempuan dari keluarga kurang mampu yang merasakan rasanya jatuh cinta dengan orang yang umurnya berbeda jauh dengannya.

Anak perempuan tersebut bernama Tania. Ia tinggal bersama dengan Ibu dan Adiknya di sebuah gubuk kardus. Ibunya bekerja sebagai buruh cuci dan untuk membiayai keluarga, Tania dan adiknya pun harus mengorbankan pendidikan mereka dan mengamen di jalan.

Namun beruntung bagi mereka... Saat mengamen di jalan mereka bertemu dengan seorang pria bernama Danar. Om Danar mulai masuk ke dalam kehidupan Tania dan mengubah hidup mereka.

Om Danar bersedia memberikan modal bagi Ibu dari Tania untuk membuat usaha kue kecil-kecilan. Melalui uluran tangan Om Danar pun Tania dan adiknya mampu melanjutkan pendidikannya.

Om Danar yang hidup seorang diri mulai mengenal arti keluarga saat menemukan keluarga kecil tersebut. Bagi Tania, Om Danar adalah malaikat bagi keluarganya

Namun seiring berjalannya waktu mulai tumbuhlah benih-benih cinta di antara keduanya. Tania merasa perasaan ini tidaklah pantas untuk Ia kemukakan kepada Om Danar, sehingga Ia tidak mengatakannya kepada Om Danar.

Tidak lama, Ibu dari Tania mengalami sakit keras dan pada akhirnya harus meninggal. Momen ini merupakan pukulan berat bagi Tania. Namun Ia tetap tegar dan melanjutkan perjuangan hidupnya.

Tania pun tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik, cerdas dan mandiri. Ia pun mampu mendapatkan beasiswa untuk belajar di Singapura. Walau terpisahkan oleh jarak Tania tetap menjadi komunikasi yang rutin dengan Om Danar.

Singkat cerita, pada saat Tania berulang tahun ke 17, Om Danar berangkat ke Singapura dan memberika sebuah liontin sebagi hadiah ulang tahun.

Tania merasa liontin itu merupakan pemberian spesial dari Om Danar dengan maksud tertentu. Namun tidak berselang lama, Tania dikejutkan dengan rencana pernikahan antara Om Danar dengan kekasihnya yang bernama Ratna.

Ia merasa sangat kecewa dan memutuskan untuk tidak pulang ke Indonesia saat Om Danar melangsungkan pernikahannya dengan Tante Ratna. Tania juga merasa kecewa dengan adiknya yang tidak memberi-tahukan tanda-tanda bahwa Om Danar akan segera Menikah.

Semenjak Om Danar menikah, Tania memutuskan segala komunikasi dengannya.

Hingga pada suatu hari, Tante Ratna menghubungi Tania via email dan menjelaskan betapa tidak bahagianya pernikahan mereka. Tante Ratna menyebut bahwa ada sosok yang tidak hilang dari hati Om Danar.

Setelah mendengar hal tersebut Tania pun memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya kepada Om Danar. Namun Om Danar hanya terdiam dan cerita pun berakhir dengan ending yang menggantung.

    Kekurangan Buku:

    • Penulis kecolongan dalam beberapa detil cerita yang sifatnya nyata adanya.

    Penulis bercerita berlandaskan kenyataan. Namun di beberapa bagian seperti contohnya saat Tania mendapatkan ASEAN Scholarship. Pada kenyataannya tidak terdapat beasiswa ASEAN untuk siswa SD yang akan melanjutkan pendidikan SMA di Singapura. Penulis terkesan tidak konsisten dengan alur nyata berusaha dihadirkannya.

    • Terdapat beberapa kesalahan ketik (typo)

    Kelebihan Buku:

    • Bacaan tergolong ringan

    Penulis mampu membawa para pembaca untuk mengerti cerita secara keseluruhan tanpa adanya kendala yang berarti.

    • Bahasa yang digunakan mudah dimengerti

    Penulis menggunakan bahasa-bahasa yang sering ditemui oleh para remaja di kehidupan sehari-hari mereka.

    • Judul bab menggambarkan isinya

    Di dalam buku ini terdapat beberapa bab dan di setiap judul babnya terdapat judulnya yang mencerminkan isi ceritanya. Sehingga para pembaca tidak akan dibuat bingung dengan alur ceritanya.

    Kesimpulan:

    Secara keseluruhan buku ini merupakan buku yang cukup bagus untuk dibaca, terutama oleh para remaja. Kekurangan dari buku ini dapat ditutupi oleh kelebihan yang menurut saya cukup banyak.

    Alurnya yang ringan membuat buku ini sangat saya rekomendasikan bagi teman-teman semua yang mencari bahan bacaan untuk me-refresh pikiran sejenak.

    Semoga resensi novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Menyalahkan Angin ini dapat meyakinkan anda semua untuk membaca buku ini.

    Terima kasih.

    4 comments for "Resensi Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"

    1. Thanks kak reviewnya, jelas banget & gampang buat dimengerti..

      ReplyDelete
    2. Tety Rusmaharani16 July 2020 at 16:58

      Sinopsis yang manis

      ReplyDelete
    3. Sinopsisnya bagus, penggambarannya cukup detail, tetapi saya ingin mengoreksi sedikit tentang penulis yang kecolongan detail cerita, menurut saya penulis tidak kecolongan detail ceritanya karena setelah Tania setelah lulus SD, dia mendapat beasiswa untuk lanjut ke SMP di Singapura, setelah lulus dari SMP lalu Tania juga melanjutkan SMA di Singapura, jadi menurut saya penulis tidak kecolongan detail cerita. Sekian terimakasih. Semangat kak reviewnya.

      ReplyDelete